PT. Albany Engineering Services > Inshights > Blog > Mengenal Siklus Brayton Sebagai Dasar Kerja Sistem Turbin Gas & Pembangkit Listrik Modern
Siklus brayton

Bayangkan sebuah proses yang membuat udara bertekanan tinggi berubah menjadi energi listrik hanya lewat pembakaran terkontrol.

Bukan teori, inilah Siklus Brayton yang jadi jantung dari sistem kerja turbin gas di berbagai pembangkit listrik dunia.

Tapi bagaimana urutan proses ini berlangsung? Apa hubungannya dengan efisiensi mesin? Mari kupas tuntas prinsip, tahapan, hingga penerapan nyata siklus Brayton dalam dunia energi.

Apa Itu Siklus Brayton?

Siklus brayton

Siklus Brayton adalah siklus termodinamika yang menjadi dasar dari cara kerja turbin gas. Dalam sistem ini, fluida kerja (biasanya udara) mengalami serangkaian proses tekanan, pembakaran, dan ekspansi untuk menghasilkan energi mekanik yang bisa digunakan sebagai penggerak generator listrik.

Berbeda dengan siklus lainnya seperti Rankine (pada turbin uap), Siklus Brayton bekerja sepenuhnya dalam fase gas, dan berlangsung secara kontinu, menjadikannya sangat efisien untuk pembangkitan daya berbasis turbin gas.

Urutan Proses dalam Siklus Brayton

Siklus ini terdiri dari empat proses utama yang terjadi dalam satu putaran termodinamika:

1. Kompresi Isentropik (1–2)

Udara dari atmosfer masuk ke kompresor dan ditekan secara isentropik (tanpa perubahan entropi). Proses ini meningkatkan tekanan dan suhu udara tanpa pertambahan panas dari luar.

Wk = Cp × (T2 – T1)

  • T1 = suhu awal udara masuk
  • Wk = kerja kompresor
  • Cp = kalor jenis pada tekanan konstan
  • T2 = suhu setelah kompresi

2. Pemanasan Isobarik (2–3)

Udara bertekanan tinggi dicampur dengan bahan bakar dalam ruang bakar, lalu dibakar pada tekanan konstan. Suhu meningkat secara drastis, menciptakan energi panas.

Rumus: Qin = Cp × (T3 – T2)

  • T3 = suhu setelah pembakaran
  • Qin = panas yang masuk

3. Ekspansi Isentropik (3–4)

Gas panas dari hasil pembakaran diekspansi di dalam turbin. Proses ini mengubah energi panas menjadi energi mekanik berupa putaran poros.

Rumus: Wt = Cp × (T3 – T4)

  • Wt = kerja yang dihasilkan oleh turbin

4. Pembuangan Kalor Isobarik (4–1)

Gas sisa pembakaran dibuang ke atmosfer pada tekanan konstan, atau dialirkan ke sistem lain seperti HRSG (Heat Recovery Steam Generator) dalam siklus kombinasi.

Diagram Siklus Brayton

Siklus brayton

Untuk menggambarkan proses ini secara visual, digunakan dua diagram utama:

  • Diagram P-V (Tekanan – Volume)
  • Diagram T-S (Temperatur – Entropi)

Kedua diagram ini menunjukkan bagaimana tekanan, suhu, dan entropi berubah di setiap tahap dalam siklus. Dalam turbin gas nyata, bentuk grafik ini bisa menunjukkan sejauh mana sistem mendekati ideal.

Efisiensi Siklus Brayton

Efisiensi termal dari siklus Brayton bergantung pada rasio tekanan kompresi (compression ratio) dan suhu maksimum pembakaran.

Rumus Efisiensi Ideal:

Efisiensi = 1 – (1 / r^((γ – 1)/γ))

  • r = rasio tekanan (T2 / T1 atau P2 / P1)
  • γ (gamma) = rasio kapasitas panas (sekitar 1.4 untuk udara)

Faktor Penentu Efisiensi:

  • Rasio tekanan tinggi > efisiensi lebih baik
  • Suhu masuk turbin semakin tinggi > output energi makin besar
  • Penggunaan intercooler, reheater, atau regeneratif heat exchanger dapat meningkatkan efisiensi hingga 60% dalam sistem siklus gabungan

Penerapan Siklus Brayton di Dunia Nyata

Siklus brayton

1. Pembangkit Listrik Berbasis Turbin Gas

Sebagian besar PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas) di Indonesia dan dunia menggunakan siklus Brayton sebagai siklus utama. Karena waktu start-up cepat dan fleksibel terhadap beban, sistem ini ideal untuk pembangkit beban puncak maupun combined cycle.

2. Pesawat Jet dan Turbin Aeroderivatif

Siklus Brayton juga digunakan pada mesin jet. Dalam aplikasi ini, fluida kerja tidak kembali ke awal siklus, tapi dibuang ke atmosfer setelah ekspansi dan karena itu disebut sebagai open cycle Brayton.

3. Kombinasi Brayton-Rankine

Untuk efisiensi lebih tinggi, siklus Brayton sering dikombinasikan dengan siklus Rankine (turbin uap). Panas dari gas buang digunakan untuk menghasilkan uap air yang kemudian dialirkan ke turbin uap hingga menghasilkan dua sumber daya sekaligus.

Kelebihan & Kekurangan Siklus Brayton

Kelebihan:

  • Waktu start-up cepat
  • Efisiensi tinggi pada suhu tinggi
  • Ringan dan mudah dimodifikasi
  • Tidak memerlukan media pendingin air (terutama pada open cycle)

Kekurangan:

  • Efisiensi rendah pada beban parsial
  • Sensitif terhadap suhu dan tekanan udara lingkungan
  • Performa sangat bergantung pada efisiensi kompresor

Siklus Brayton adalah fondasi dari cara kerja turbin gas yang mendukung berbagai sektor energi, mulai dari pembangkit listrik hingga industri penerbangan.

Dengan memahami tahapan, rumus, dan cara kerjanya, kita dapat menilai efisiensi dan performa sistem turbin dengan lebih baik.

Bagi dunia industri, ini bukan sekadar teori, tetapi sistem nyata yang berperan langsung dalam menjaga kestabilan pasokan energi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

If You Need Any Engineering Solution ... We Are Available For You

Contact Us